Uber ramai-ramai dihapus penggunanya. Sampai ada hashtag #DeleteUber yang menyebar ke mana-mana. Apa penyebabnya? Ini karena Uber tidak ikut demo supir taksi menentang aturan imigrasi yang kontroversial dari Presiden Donald Trump.
Surge pricing has been turned off at #JFK Airport. This may result in longer wait times. Please be patient.
— Uber NYC (@Uber_NYC) January 29, 2017
The cab line at #JFK airport is empty. At 6pm, NYC taxi drivers went on strike in protest of #muslimban #refugeeban #nobannowall #letthemin pic.twitter.com/LXlygmADxI
— Lucky Tran (@luckytran) January 28, 2017
Walau CEO Uber berkata bahwa aturan ini akan mengganggu stabilitas ekonomi dan diskon tarif, namun keinginannya bekerjasama dengan Trump dikecam banyak orang. Sementara itu banyak pengguna Uber membagi screenshot mereka menguninstall Uber dengan kecaman yang pedas. Ini salah satu contohnya:
Uber picked the wrong city in which to be racist scabs #deleteuber pic.twitter.com/nWKZ9NZka0
— Katie (@katebergie) January 29, 2017
Bahkan ada yang ganti ke aplikasi Lyft:
I'm a Lyft guy now. Lyft baby!!!!! #deleteuber pic.twitter.com/585D46XYSe
— Austin ✌️ (@peacoatseason) January 29, 2017
Dihujani kritik pedas seperti itu, akun resmi Twitter dari Uber di New York mengatakan bahwa mereka tak bermaksud tidak solider dengan supir taksi lain soal demo menentang aturan Trump, tapi untuk membantu mereka yang tidak bisa mendapatkan transportasi dari bandara JFK New York.
https://twitter.com/flwrwrk/status/825546757882933248?ref_src=twsrc%5Etfw
Baca juga: Uber sudah melayani 2 miliar perjalanan